Tuesday, August 29, 2006

Benarkah menikah menyehatkan?

Pasangan menikah nampaknya memiliki kesehatan yang lebih baik dibandingkan rekan-rekannya yang masih sendiri. Tetapi kalau pernikahannya itu kandas, batas kesehatan nampaknya cenderung menghilang. Justru mereka yang mengalami perceraian atau pisah lah yang paling tinggi menderita sakit.

Begitu juga pasangan kumpul kebo yang berpisah. Kesehatan mereka menurun drastis setelah pisah, kata sebuah penelitian di jurnal Journal of Marriage and Family.

"Meninggalkan teman kumpul kebonya, seperti halnya dalam pernikahan, cenderung mempengaruhi menurunnya kesehatan seseorang," kata Dr Zheng Wu dari Universitas Victoria di British Columbia, Kanada.

Wu dan rekannya, Randy Hart, melakukan survei secara nasional di Kanada mengenai status hubungan dan kesehatan fisik dan mental. Penelitian ini dilakukan dalam waktu dua tahun mulai tahun 1990. Ada 9.775 orang partisipan yang berusia 20 sampai 64 tahun yang dilibatkan dalam penelitian ini.

Melihat data ini, para peneliti menemukan bahwa baik pria maupun wanita cenderung melaporkan mengenai menurunnya kesehatan fisik dan mental setelah mengakhiri perkawinan maupun kumpul kebo.

Para peneliti mengajukan dua teori yang menjelaskan mengapa pasangan menikah memiliki kesehatan yang lebih baik dibandingkan yang tidak menikah. Satu salah pendapat mengatakan bahwa orang yang lebih sehat lebih mungkin ingin menikah dibandingkan orang yang tidak menikah. Sedangkan pendapat lainnya yang disebut "hipotesa perlindungan pernikahan" mengatakan bahwa pasangan yang menikah meningkatkan kesehatan mereka dengan saling memberikan dukungan sosial dan keuangan dan dengan memonitor perilaku kesehatan pasangannya.

Wu mencoba mengerti apakah salah satu hipotesa ini mungkin bisa menjelaskan manfaat kesehatan pernikahan dan kumpul kebo dengan menganalisa hasil dengan cara berbeda.
Peneliti menyimpulkan bahwa "efek perlindungan" mungkin menjelaskan banyak mengapa pasangan menikah atau pasangan kumpul kebo mengalami peningkatan kesehatan. Penemuan ini juga mengatakan bahwa tinggal bersama dan menikah memiliki istilah yang sama dengan peningkatan keuntungan kesehatan.

"Meskipun terdapat beberapa perbedaan antara persatuan marital dan non marital, penelitian kami mengatakan bahwa dalam kaitannya dengan hasil kesehatan, maka keduanyanya hampir sama," tulis mereka.

"Penemuan bahwa pasangan menikah dan kumpul kebo saling berbagi dampak kesehatan serupa cenderung menimbulkan keyakinan bahwa kumpul kebo bisa juga dianggap bentuk lain dari kehidupan berkeluarga."

Sunday, August 13, 2006

Seks dan Umur Panjang

Banyak sekali manfaat berhubungan seks atau bersenggama. Bahkan kadang muncul pro dan kontra. Kalau selama ini hubungan seks dianggap sebagai aktivitas menyehatkan, ternyata ada juga yang berpikiran lain. Hubungan seks dianggap memperburuk kesehatan. Kok bisa?

Penelitian yang dilakukan Dr Jens Rolff dan Dr Michael Siva-Jothy dari Universitas Sheffield menggunakan serangga mealworm sebagai binatang percobaan mereka. Mereka menganggap prinsip yang sama pada serangga ini bisa diaplikasikan pada mahluk lainnya, termasuk manusia.

Mereka mengemukakan bahwa hormon penyebab serangga kawin itulah yang mengurangi harapan hidup serangga itu sehingga menjadi lebih pendek.

Dikatakan oleh peneliti bahwa hormon yang dilepaskan setelah serangga ini 'berkumpul' mempengaruhi enzim yang vital untuk mempertahankan fungsi sistem kekebalan hewan tersebut. Karena itulah serangga ini lebih rentan kena infeksi dan umur hidupnya juga sebentar. Serangga mealworm, lebih dikenal sebagai makanan untuk hewan reptil dan burung-burung

Sebetulnya sudah sejak dulu diketahui bahwa perkawinan di antara serangga dapat menurunkan harapan hidupnya. Tetapi penelitian inilah yang pertama kali menjelaskan mengapa hal ini dapat terjadi.

Dr Siva-Jothy mengatakan, "Organisme inilah yang paling banyak kawin, sehingga mereka lebih sukses dalam termin evolusioner, dan menurunkan harapan hidup mereka dalam prosesnya."
Saat sistem kekebalan serangga ini menurun, mereka jadi rentan pada parasit, sehingga penelitian ini juga memiliki implilkasi atas kontrol hewan, yang akan lebih efektif saat serangga ini kawin.

Penelitian ini juga membantu menjelaskan bagaimana terjadinya penyakit menular seksual, yaitu dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh saat manusia melakukan hubungan seks. Penyakit semacam ini juga pada akhirnya memiliki kemungkinan menurunkan harapan hidup manusia.

Silahkan Anda memilih, untuk lebih mempercayai yang mana? Seks itu menyehatkan dan membuat tubuh sehat atau seks itu menurunkan sistem kekebalan tubuh dan memperpendek usia kita?

Saturday, August 12, 2006

Awas Impotensi Bulan Madu

Impotensi bulan madu ternyata banyak dialami pasangan yang baru menikah. Dan problem ini, seperti dipublikasikan di edisi April Jurnal Urology, umunya terjadi pada pria yang masih perjaka ketika mereka menikah.

Menurut para peneliti di Turki, di mana agama dan budaya melarang seks pranikah, kasus impotensi bulan madu ini hampir selalu disebabkan oleh kecemasan 'tidak mampu melakukan'. "Hampir 1 diantara 4 pria mengalami problem fisik yang membuat mereka gagal menjalankan tugas mereka," kata penulis studi tersebut, Mustafa Faruk Usta,MD, dari Istambul University.

Di Turki, keperjakaan dan keperawanan sebelum menikah masih merupakan kehormatan calon mempelai. Umumnya pasangan mengharapkan pengalaman seks pertama mereka pada malam pengantin. Sudah tentu, pada sebagian pasangan hal ini menyebabkan beban yang berat bagi kedua belah pihak.

Dulu, stres dituding sebagai penyebab kegagalan pengantin pria. Namun dari studi terhadap 90 pasien yang mengalami impotensi selama bulan-bulan pertama pernikahan dan bahkan beberapa tahun setelah menikah. Usta menemukan, hampir 28% pasiennya mengalami problem aliran darah yang mencegah terjadinya ereksi.

"Masalahnya, umumnya pria mencari bantuan ke psikologis," papar Usta. Padahal, untuk mengatasi problem yang serius ini, diperlukan cukup banyak tes, dan yang lebih ahli dalam hal ini adalah spesialis urologi.