Monday, May 22, 2006

Mental kaum biseksual lebih rawan dibanding homose

Orang yang mempunyai kelainan seksual biseksual ternyata lebih mungkin mengalami masalah kesehatan mental dibandingkan orang dewasa yang heteroseksual maupun homoseksual.

Sebuah penelitian yang dilakukan di Australia, yang diterbitkan dalam jurnal British Journal of Psychiatry menemukan bahwa orang dewasa muda dan menengah yang mengaku biseksual mempunyai perasaan yang sangat dalam terhadap kegelisahan, depresi dan berbagai pikiran negatif lainnya.

"Memang ada kemungkinan, entah itu orang berorientasi biseksual maupun homoseksual, mengalami tekanan, sebagai tambahan dari tekanan sosial karena mempunyai orientasi seksual yang berbeda dibandingkan kelompok mayoritas," kata penulis dalam artikel.

Pengalaman yang tidak menguntungkan ketika masa kanak-kanak dan dewasa, dukungan sosial yang buruk dan masalah keuangan diketahui sebagai faktor-faktor yang paling berisiko di balik masalah kesehatan pada orang biseksual.

Orang dewasa yang homoseksual tampaknya juga memiliki masalah yang sama, walau kondisi mereka tidak separah seperti yang umumnya dialami para biseksual. Kedua kelompok itu dikenal sangat mungkin untuk melakukan bunuh diri atau keinginan bunuh diri dibandingkan kelompok heteroseksual.

Laporan ini datang dari PATH Through Life Project, yang mewawancarai mereka yang berusia 20 sampai 24 tahun pada tahun 1999 dan 2000 dan usia 40 sampai 44 tahun di tahun 2000 sampai 2001 sebagai percobaan pertama selama 20 tahun dalam masalah kesehatan mental orang dewasa. Sebanyak 4.824 orang dewasa di Canberra, Australia ditanya.

Dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa lebih banyak wanita yang berorientasi seksual homoseksual dan biseksual dibandingkan pria — 4,5% wanita muda dan 2,7% wanita yang lebih tua, dibandingkan dengan 2,7 pria muda dan 2,4% pria yang lebih tua.

Dari kelompok yang usianya lebih muda, 1% pria dan 1,8% wanita yang homoseksual sedangkan perbandingannya 1,8% pria dan 2,7% wanita yang biseksual.

Dari kelompok yang usianya lebih tua, 1,6% pria dan 2% wanita mengaku sebagai homoseksual dibandingkan 0,8% pria dan wanita yang mengaku biseksual.

Friday, May 12, 2006

emosi,perlu untuk kepuasan bercinta

Kenikmatan bercinta ternyata tak hanya cukup 'dimodali' dengan posisi serta gaya bercinta yang diterapkan oleh setiap pasangan. Melainkan ada lagi faktor X yang konon banyak mendukung tercapainya kepuasan seks yang optimal. Faktor X itu Emosi. Bangkitkan emosi Anda berdua secara alami, dan tujuan utama Anda berduapun akan lekas tercapai! Lebih jelasnya, berikut 'penerapan emosi' yang dimaksud!

Gaya Spiritual

Saat sepasang pria dan wanita mulai melangkah ke pembaringan dengan segenap cinta dan rasa saling memiliki, konon bertepatan dengan saat munculnya rasa kesadaran spiritual. Lahirnya kesadaran spiritual tersebut, menurut pakar psikologis perkawinan, Shirley P. Glass, Ph.D, umumnya setelah seseorang terbebas dari rasa sakit dan krisis kehidupan yang lainnya. Kesimpulannya, kesadaran spiritual tersebut bisa menjadi resep ampuh dalam menambah keintiman seksual setiap pasangan, mengingat segala sesuatunya terasa begitu istimewa.

Penuh Tawa

Mood yang bagus bukan melulu berarti serius dalam melakukan sesuatu. Dalam bercinta misalnya, mood yang bagus biasanya justru membuat mereka yang tengah terlibat ?bisnis? ini jadi lebih ceria dan penuh tawa. Asal tahu saja, menurut Glass, keceriaan yang terjadi di tempat tidur bisa membangkitkan gairah yang lain dari biasanya. Karena itu, jika di sela-sela aktifitas bercinta muncul satu kejadian lucu, jangan malu-malu untuk melepaskan tawa. Dijamin hasrat Anda bakal makin meningkat.

Penuh Amarah

Cara yang satu ini ternyata juga jitu dalam membangkitkan hasrat seksual! Kenapa? Karena konon energi yang membarengi sikap agresivitas seseorang justru menjadi afrodisiak dalam dirinya. Cuma yang menjadi catatan, kemarahan tersebut sebaiknya terjadi pada awal aktifitas bercinta saja. Pasalnya, jika rasa marah tersebut terus dipelihara sepanjang berlangsungnya hubungan intim, bisa-bisa justru menjadi bumerang bagi Anda sendiri.

Penuh Kelembutan

Seks dengan gaya penuh kelembutan hingga kini masih menjadi salah satu dambaan para wanita. Siapa sih yang tidak ingin dibelai, disentuh, dipijat serta dicium dengan kelembutan dan kehangatan pasangannya? Begitu pula sebaliknya, para pria pun menurut Glass umumnya berharap mendapat servis yang sama dari pasangannya. Bahkan, gaya bercinta nan lemah lembut ini konon juga bisa menjadi pencair suasana setelah terjadinya ?pertikaian? sebuah pasangan. Hidup kelembutan! Bagaimana, sudah bisa membayangkan sekarang?

Tuesday, May 02, 2006

Sex tingkatkan kekebalan tubuh dan memperpanjang umur

Berbahagialah Anda yang telah menikah dan dapat menjalani kehidupan seks yang baik selama ini. Dengan bereaksinya hampir seluruh bagian tubuh saat Anda dan pasangan bercinta, efek yang ditimbulkannya banyak memberi manfaat untuk tubuh Anda !
Meningkatkan Kekebalan Tubuh Berbarengan dengan tingkat stres yang berkurang saat Anda bercinta, kadar steroid cortisol (sejenis hormon yang dikeluarkan oleh adrenal) yang dikeluarkan oleh tubuh secara alami juga otomatis akan menurun, sehingga sel tubuh yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh akan bekerja semakin efisien.

Sebuah penelitian di Wilkes University - Pennsylvania menunjukkan bahwa pasangan yang bercinta secara teratur didapati memiliki immunoglobulin (semacam molekul kekebalan) 30% lebih besar pada air liurnya, dibandingkan dengan pasangan yang melakukan hubungan seks secara tak teratur. Lebih tingginya kadar immunoglobulin pada pasangan yang 'aktif' ini disebabkan oleh meningkatnya daya tahan tubuh mereka terhadap antigen (zat asing ).

Memperpanjang Usia Melakukan hubungan seks secara teratur juga dapat membuat Anda hidup lebih lama. Tingkat hormon seks yang 'bertugas' memperpanjang usia Anda (yang mencapai puncak saat usia 20-an) akan 2 X lebih besar jika tubuh berolah raga teratur, dan akan mencapai 3 X lipat saat tubuh berada dalam kondisi sebelum dan selama orgasme.
Penelitian atas 1000 orang pria di Wales membuktikan bahwa mereka yang mencapai orgasme 2 X (atau lebih) dalam seminggu, akan mengalami penurunan resiko meninggal pada usia muda sebanyak 50%, daripada mereka yang hanya mengalami orgasme 1X sebulan.