Friday, January 12, 2007

Meditasi Seksual

MEDITASI seksual? Tentu Anda agak kurang mengerti, kan? Ini hanya istilah, yang berusaha menjelaskan bersatunya kenikmatan seksual dalam sebuah tingkat kepasrahan dan keintiman yang luar biasa. Dengan meditasi seksual, tubuh bukan hanya mencecap nikmat, tapi juga energi seksual itu, mengutip guru Sek ala Tao Mantak Cia, malah bisa menyehatkan Anda berdua.
Pernahkah sentuhan Anda menimbulkan orgasme yang dahsyat pada pasangan Anda? Bila Anda pernah mengalami dan merasakan seks dengan kepasrahan penuh yang berlangsung dengan baik, seksualitas Anda bagai satu peleburan keseimbangan antara kenikmatan dan emosi. Dalam hal ini seksualitas Anda bagai diri Anda sendiri dalam kesadaran penuh memberi dan menerima rangsangan lewat sentuhan sensual.

Tentu saja dalam hal ini kesadaran Anda terfokus pada sensualitas diri dan pasangannya secara bersamaan, sehingga pada saat itu Anda berdua meleburkan energi seksual dalam satu meditasi sentuhan sensual. Dalam meditasi ini, Anda berdua memerlukan suasana yang hening dan mendukung. Karena itu pencahayaan yang redup atau menggunakan lilin akan sangat membantu meditasi ini menjadi lebih romantis lagi.

Sebelum melakukan meditasi sentuhan sensual ini, ada baiknya Anda menanyakan bagian mana yang paling tidak ingin di sentuh pasangan Anda, demikian juga sebaliknya Anda memberitahukan padanya bagian yang paling tidak Anda inginkan untuk disentuhnya. Yang pasti, hindari sentuhan pada bagian kelamin Anda berdua pada saat pertama dan pertengahan. Jadikan sentuhan pada bagian itu sebagai sentuhan akhir pencapai klimaks.

Duduklah berhadapan dengan kaki bersilang. Bisa juga Anda berdua duduk di atas tumit bila Anda punya masalah dengan berat tubuh Anda. Konsentrasikan diri Anda pada energi panas yang terkumpul di telapak tangan dan jemari Anda. Bila saatnya tiba, sentuhlah tubuh Anda sendiri dan biarkan pasangan Anda mengikuti jejak sentuhan tangan Anda di tubuh Anda mulai dari kepala hingga kaki dengan sentuhan lembut dan ringan. Pastikan sentuhan itu tidak keluar jalur dari apa yang Anda sentuh sebelumnya.

Lakukan hal yang sama pada pasangan Anda dengan posisi, Anda mengikuti gerakan sentuhan tangan pasangan Anda mulai dari kepala hingga kakinya. Sentuhan meditasi ringan dan lembut ini setidaknya dapat menjadi media yang baik untuk mengenal secara dalam bagian tubuh Anda berdua dan saling memahami kelebihan dan kekurangan dari segi fisik. Bila sentuhan semakin memanas dan menaikkan gairah seksual Anda, tetaplah pada kecepatan yang konstan, lembut dan perlahan.

Nafas Anda dan perubahan kulit dapat mengukur reaksi rangsangan yang Anda dan pasangan Anda terima. Sentuhan kelamin adalah kunci terakhir meditasi sentuhan sensual Anda. Bila Anda berdua telah mencapai klimaks pada sentuhan itu, saling meleburlah dalam satu energi seksual dengan saling berpelukan. Desahan nafas dan degup jantung Anda berdua bagaikan peleburan muntahan energi seksual yang bersatu dalam kenikmatan bersama.

Perangkap seks di dunia maya

Anda suka surfing di Internet? Kalau 'ya', Anda mungkin pernah chatting atau ber-cyber-love atau mungkin ber-cyber-sex dengan 'lawan main'; Anda. Atau barangkali Anda suka membuka situs-situs 'triple X' yang begitu 'memukau' dan membuat kadar testosteron Anda naik ke ubun-ubun?

Kalau cuma sesekali, barangkali masih normal. Namun, kalau Anda sudah kecanduan dan susah melupakan kebiasaan itu, Anda mesti waspada. Akibatnya bisa fatal, perilaku berubah, kinerja belajar, hubungan suami-istri amburadul, rumah tangga bisa hancur bahkan bercerai. Lho?!
Psikolog Amerika, Kimberley Young menyatakan, banyak perkawinan yang berumur 15, 20, atau 25 tahun dapat berakhir hanya karena tiga atau empat bulan cyber-affair, perselingkuhan siber.

Kehidupan modern memang membuat jangkauan pergaulan meluas, sementara energi sosialisasi kita terbatas. Untungnya, teknologi komunikasi mampu memberi pijakan baru dalam relasi ini. Salah satu di antaranya adalah internet, sebuah penemuan terbesar dalam abad ini. Saking kuatnya pijakan itu, internet menjadi bagian tidak terpisahkan dari evolusi sosialisasi manusia.

Namun, setiap perkembangan selalu memunculkan wajah buruknya, di samping manfaatnya. Wajah buruk itu terwakili oleh perselingkuhan siber dan kecanduan seks di internet. Memang, internet tidak saja memberikan informasi ilmu pengetahuan, tapi juga materi-materi pornografis. Maka, kalau ada orang bilang, manusia adalah binatang seks, wajar saja jika kemudian muncul fenomena kecanduan seks di Internet.

Internet memang bak rimba perawan nan menantang. Survai yang dilakukan psikolog David Greenfield awal tahun ini menunjukkan, 6% dari 18.000 responden kecanduan berselancar di Intenet. Angka ini jika diproyeksikan ke jumlah penduduk Amerika, akan menemukan angka yang fantastis: jutaan orang menemukan 'obat' baru!

Dalam pertemuan tahunan Asosiasi Psikolog Amerika Greenfield mengatakan, kecanduan internet memiliki kesamaan gejala dengan kecanduan obat bius. Laporannya menemukan, mereka yang kecanduan Internet menyatakan 'hampir selalu' kehilangan jejak waktu.
Memang dalam penelitian itu terungkap, 83% keasyikan berselancar. Lebih tegas lagi, 58% di antaranya ingin menghabiskan lebih banyak lagi waktu berselancar.

Hasil penelitian Greenfield juga menemukan bahwa profil orang yang kecanduan adalah lelaki dengan rentang usia antara 25 dan 55. Rata-rata mereka berpendidikan tinggi dan berpenghasilan tinggi. Sebuah survai lain yang dilakukan tahun lalu juga menemukan angka yang klop: 86% dari peselancar lelaki di Amerika tertarik terhadap online sex. Delapan persen di antaranya bahkan menghabiskan waktu 11 jam seminggu hanya untuk melongok situs-situs porno.

Persoalan komunikasi memang bisa menjadi penyebab orang lari ke cybersex. Biasanya ini menyerang lelaki. Kaum adam memang memiliki kekurangan dalam komunikasi verbal untuk mengemukakan perasaan mereka.

Untuk membedah kekurangan, perlu ditarik ke belakang, yakni dalam proses sosialisasi. Di sini lelaki memperoleh perlakuan yang berbeda dalam persoalan mengungkapkan perasaan. Contoh, anak lelaki yang jatuh terus kesakitan. Lingkungan akan bilang, "Udah, kamu 'kan lelaki. Masak gitu saja kesakitan." Padahal, dalam soal perasaan lelaki dan wanita sama saja.
Perbedaan mencolok lainnya, lelaki terangsang oleh stimulus visual atau pengamatan, sedangkan perempuan oleh stimulus pendengaran. Perempuan lebih suka dirayu daripada diperlihatkan sosok lelaki telanjang.

Selain itu, persoalan fisik juga berpengaruh terhadap rangsangan seksual. Wanita, jika kecapaian, dorongan seksualnya menurun. Berbeda dengan lelaki yang meski lelah seharian bekerja dia masih memiliki dorongan seksual. Ibarat argometer atau mesin diesel, dorongan seksual lelaki jalan terus. Nah, untuk menyalurkan dorongan itulah, situs seks yang 'on' terus 24 jam sehari dan tujuh hari seminggu mungkin bisa menjadi semacam 'solusi'.

Seks pra nikah turun karena remaja putri lebih memilih

Perubahan tahun nampaknya mempengaruhi tingkat hubungan seksual pra nikah yang sebelumnya banyak terjadi. Ini menurut data di AS sana loh! Katanya, karena remaja putri sekarang lebih memilih melakukan hubungan seksual dengan orang yang mempunyai hubungan romantis, maka remaja putra banyak yang tidak melakukan hubungan seks ketika usia mereka antara 15 sampai 17 tahun. Kalau selama ini ada anggapan bahwa semua mahluk hidup melakukan hubungan seks, entah itu burung atau lebah. Tetapi tidak semua remaja melakukan hal itu sekarang ini.

Ternyata jumlah remaja, terutama pria, yang melakukan hubungan seks pra nikah turun sebagai akibat dari semakin sadarnya remaja perempuan tentang arti sebuah hubungan cinta.
Jumlah remaja pria berusia 15 sampai 17 tahun yang melakukan hubungan seks dalam 10 tahun terakhir ini turun sampai 8,5%. Ini menunjukkan bahwa para remaja semakin bertanggung jawab terhadap masalah hubungan seks ini. Terbukti dengan menurunnya angka kehamilan, aborsi dan penyakit menular seksual di kalangan mereka.
Tetapi itu baru penelitian yang dilakukan seorang sosiolog AS. Bagaimana dengan kondisi di negeri sendiri, nampaknya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Hasil penelitian ini datang dari Barbara Risman dari Universitas Negeri Carolina Utara dan Pepper Schwarz dari Universitas Washington, yang terbit di jurnal Context, sebuah penerbitan yang dikeluarkan oleh Asosiasi Sosiologi AS.

Analisa penelitian ini datang dari survei Perilaku Berisiko Remaja dari Pusat Pengawas Penyakit (CDC) terhadap lebih dari 10 ribu pelajar SMU, dan juga data dari sumber-sumber lainnya.
Analisa data CDC oleh Risman dan Schwartz menunjukkan bahwa jumlah remaja berusia 15 sampai 17 tahun yang melakukan hubungan seks turun dari 54,1% di 1991 ke 48,4% di tahun 1997.

Data lainnya menunjukkan turunnya angka kehamilan remaja hingga 14%. Ini merupakan angka terendah sejak 1975. Dan angka aborsi remaja turun 31% antara tahun 1986 dan 1996.
Menurut hasil penelitian ini, menurunnya angka ini bukan karena sekarang remaja lebih konservatif atau pun mengikuti nilai-nilai seperti yang diajarkan di tahun 1950-an, tetapi permasalahannya lebih kompleks lagi, yaitu masalah gender.

Mereka menemukan bahwa secara kesuluruhan angka aktivitas seksual di kalangan remaja turun 5,7% kebanyakkan disebabkan karena menurunkan remaja pria yang melakukan hubungan seks ketika berusia 15 sampai 17 tahun. Angka remaja putri yang aktif melakukan hubungan seks lebih rendah pada periode yang sama yaitu dari tahun 1991-1997 sebanyak 50,8% menjadi 47,7%.

Yang berubah di tahun 1990an yang terkait dengan hubungan seks di kalangan remaja SMU adalah adanya norma budaya di kalangan para gadis remaja dalam urusan seks. Remaja putri sekarang menilai aktivitas seks merupakan suatu yang pribadi, bukan untuk diumbar, yaitu benar-benar hubungan romantis. Karena itulah anak laki-laki lebih sering mulai melakukan hubungan seksual yang pertama kalinya dengan pacarnya.

Ini kontras dengan ketika terjadi revolusi seksual pra nikah yaitu ketika remaja pria sering melakukan hubungan seks dengan remaja yang disebut 'abg nakal' atau 'perek' yang berada di luar lingkaran sosial mereka.

"Ini bukan berarti anak perempuan sekarang tidak melakukan hubungan seks, tetapi mereka berpikir untuk melakukannya dengan pacarnya," kata Schwartz. Tetapi masalahnya, definisi pacar itu sekarang sudah berubah, dan ini sering membuat orang tua kesal. Soalnya hubungan pacaran bisa hanya dilakukan setiap bulan, dan ganti pacar lagi. Jadi bukan pada pacaran yang serius yang bisa berlangsung sampai dua tahunan, katanya menambahkan.

Kondom, teliti dulu baru dicoba

Setiap lelaki atau perempuan yang aktif secara seksual harus tahu bagaimana memilih dan menggunakan kondom. Ada beberapa jenis kondom klasik yang efektif sebagai alat kontrasepsi dan mencegah penyebaran penyakit menular seksual.

Kondom dibuat dari kulit biri-biri (lambskin) atau lateks, dan tersedia dalam versi dengan pelumas (lubricated) atau tanpa pelumas (nonlubricated). Sebagian mengandung spermisida yang dianggap membantu dalam mencegah penyebaran HIV.
Kondom jenis lain berwarna atau memiliki rasa mulai dari rasa mint sampai buah-buahan. Ukurannya mulai dari rata-rata, yang cocok untuk sebagaian besar laki-laki, sampai yang lebih besar.

Kondom jenis apa yang harus dibeli? Pertama, kondom yang dibeli harus memiliki standar yang ketat, yakni 99,99% yang dipilih secara acak harus lolos dari kebocoran. Itu berarti empat dari seribu kondom dapat bocor, sehingga menyebabkan pemakaian lubrikan spermisida menjadi penting.
Kondom lateks dan nonoxyno-9l menawarkan perlindungan terbaik terhadap penyakit menular seksual dan HIV.

Kondom yang nonlubricated atau flavored lebih disukai oleh sebagian kaum Hawa untuk melakukan fellatio. Setelah seks oral, gantilah menjadi kondom berpelumas yang mengandung spermisida . Jangan menggunakan lubrikan yang mengandung minyak pada kondom lateks karena dapat merusak atau menyebabkan kebocoran.

Kondom kulit domba (lambskin) menghasilkan sensasi lebih besar menurut banyak laki-laki tetapi tidak memberikan perlindungan terhadap infeksi. Kondom tersebut pori-porinya lebih banyak dibandingkan lateks dan dapat bocor. Kondom lateks adalah pilihan terbaik untuk untuk hubungan seks dan oral.

Sebaiknya tidak menggunakan kondom yang telah rusak, lengket, atau berubah warnanya. Simpan di tempat sejuk dan kering.
Consumer Report di Amerika menguji 37 jenis kondom. Tiga puluh merek lolos dari tes. Tujuh kondom yang berada di urutan teratas adalah Excita Extra Ultra-Ribed with spermicide; Ramses, Extra Ribed, with spermicide, Sheik Elite 1; Lifestyles Vibraribbed; Ramses Extra, with spermicide; Ramses Sensitol; Sheik Elite, Ribbed with spermisida.

Kapan harus menggunakan kondom? Setiap saat jika Anda berhubungan seksual atau fellatio dengan pasangan yang tidak melakukan hubungan monogami dengan Anda. Anda dapat menghentikan pemakaian kondom secara aman setelah membuat komitmen monogami dengan pasangan dan bebas dari penyakit menular seksual.

Penelitian di Amerika menunjukkan, pasangan yang tidak menikah biasanya menggunakan kondom tiga sampai enam kali, kemudian tidak menggunakannya lagi karena, 'telah mengenal satu sama lain'.

Gairah seks wanita lebih rendah?

Apa betul gairah seksual wanita lebih rendah dibandingkan pria? Katanya sih, buat wanita pelukan dan belaian itu ternyata lebih berarti ketimbang hubungan seks! Masalah rendahnya gairah seks konon adalah kasus terbanyak yang sampai di meja para ahli seksologi. Dan, katanya lagi, nih, lebih dari 50 persen yang mengalami masalah tersebut adalah wanita.

Tapi pada perkembangannya, ternyata pria juga mengalami masalah yang serupa. Bahkan kini komposisinya berbanding terbalik: justru lebih banyak pria yang punya masalah gairah seksual rendah! Apa sebenarnya yang bisa disimpulkan? Mana yang benar, dong?

Banyak faktor yang mempengaruhi gairah seks. Kalau kita lelah atau lagi bete, mungkin boro-boro seks terlintas dalam otak kita. Dalam konteks itu, mungkin wanita lebih peka terhadap pengaruh lingkungan serta kondisi fisiknya. Jadi, mungkin saja gairah seksualnya terkesan tidak menggebu-gebu seperti gairah seksual pria. Tetapi nggak usah protes dulu karena belum ada penelitian ilmiah tentang teori yang satu ini.

Yang pasti, fakta menunjukkan bahwa rendahnya gairah seks bisa saja diderita oleh pria dan wanita. Lebih-lebih saat ini, kan, wanita lebih asertif dan lebih giat mencari informasi tentang seks ketimbang dulu! Buktinya, Anda membaca artikel ini, kan? Jadi, kalau ada yang bilang bahwa gairah seks wanita lebih rendah daripada pria, eh… nanti dulu!

Apa kata elemen seksual anda

Bicara soal horoskop kelanjutannya pasti membicarakan elemen-elemen di dalamnya. Air, udara, tanah dan api, demikian elemen-elemen dalam horoskop yang konon bisa mengungkapkan apa dan bagaimana diri kita, mulai dari urusan sifat hingga kehidupan seksual! Penasaran? Simak saja apa yang dikatakan oleh elemen seksual Anda berikut ini:

Api
Unsur yang satu ini ada pada mereka yang dinaungi bintang Aries, Leo, dan Sagitarius. Umumnya, orang-orang elemen api memiliki sifat antusiasme yang besar, spontan dan penuh gairah. Tidak heran jika kehidupan seks mereka pun full of passionate. Mereka sangat tahu apa yang mereka inginkan. Plus mereka juga bertindak cepat dan gemar berada di atas. Kononnya lagi, orang-orang berelemen api ini ternyata sangat dominan dan bossy di tempat tidur! Ingin tahu pasangan yang cocok dengan orang-orang 'panas' ini? Pasangan yang cocok :Sesama elemen apiYang berlemen udara: Gemini, Libra, Aquarius.

Tanah
Taurus, Virgo dan Capricorn adalah bintang-bintang yang memiliki unsur tanah. Orang-orang tanah ini konon sangat sensual. Belum lagi, untuk urusan bersikap mereka sangat praktis dan loyal. Sikap dan pembawaan mereka itu tentu saja terbawa pula dalam urusan kehidupan seksual mereka. Orang-orang tanah sangat berhati-hati dan sabar dalam bercinta. Pun, selain gemar menyenangkan pasangannya, kaum tanah ini memiliki 'ketahanan' di tempat tidur yang sangat-sangat mengagumkan. Pokoknya luar biasa! Tidak heran jika mereka disebut-sebut sebagai pendamba kualitas ketimbang kuantitas. Sssst?boleh juga diketahui kalau mereka itu konon paling suka dengan oral seks dan pijat erotis! Pasangan yang cocok :Sesama elemen tanahYang berelemen air: Cancer, Scorpio, Pisces

Udara
Unsur udara dimiliki oleh mereka yang bernaung di bawah bintang Gemini, Libra dan Aquarius. Bak udara yang melanglang bebas, maka orang-orang pemiliki unsur ini pun dikenal sebagai pribadi yang bebas, penuh petualangan, cakap melakukan apa pun, serta gemar menggoda! Kehidupan seks mereka pun tentunya tidak luput dengan kebiasaan mereka yang sukar ditebak, penuh petualangan dan flirting sana-sini. Maklum, orang-orang udara adalah orang-orang yang kaya kreatifitas dan penuh fantasi. Tidak heran, saking kreatifnya mereka sampai lahir istilah kalau kawasan erotisme mereka itu adalah otak! Kreatifitas serta fantasi yang cukup kaya menjadi bukti kenapa orang-orang udara konon paling suka mencoba posisi bercinta yang aneh-aneh, di samping juga gemar berbicara agak-agak menjurus dan bermain sex toys! Pasangan yang cocok :Sesama elemen udaraYang berelemen api: Aries, Leo, dan Sagitarius

Air
Sesuai dengan imejnya, orang-orang air yang dimiliki oleh mereka yang berbintang Cancer, Scorpio, dan Pisces ini adalah pribadi-pribadi yang emosional namun romantis dan sensitif. Sebagai pribadi yang romantis lagi sensitif, orang-orang air memiliki insting jitu dalam memanjakan pasangannya. Pun, lantaran mereka sangat dipengaruhi emosi maka yang namanya 'bercinta' itu mereka anggap sebagai pengalaman yang sangat berharga. Tidak heran pula jika aktifitas seksual selalu dilakukannya dengan hati-hati namun luar biasa memuaskan! Ingin tahu apa saja yang menjadi ciri khas orang-orang air dalam bercinta? Ternyata mereka adalah pemuja seks tantra, gemar melakukan hal-hal sesuai fantasinya, dan sangat suka melakukan hubungan intim di dalam air! Pasangan yang cocok :Sesama elemen airYang berelemen tanah: Taurus, Virgo dan Capricorn.

Testosteron tentukan pria 'nakal' atau tidak

Wanita yang tertarik ingin tahu apakah suami mereka suka berkeliaran, bisa mengetahuinya dengan melihat tingkat testosteron suami mereka.

Pada burung, tingkat hormon jantan rendah mempengaruhi kesetiaan burung tersebut dibandingkan dengan yang tinggi yang nampaknya lebih suka berkeliaran di lapangan. Hal yang sama mungkin saja terjadi pada manusia.

Para ilmuwan di Universitas Harvard menemukan bahwa pria menikah yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan keluarga di rumah memiliki tingkat testosteron rendah dibandingkan mereka yang masih bujangan.

Ketika antropolog Peter Gray dan rekan-rekannya mengukur tingkat testosteron 58 pria, mereka menemukan bahwa tingkat hormon testosteron turun di pagi hari. Tetapi penurunan nampak nyata pada pria menikah dibandingkan yang masih bujangan.

"Dan seorang ayah nampaknya menunjukkan perbedaan yang dramatis dibandingkan pria yang tidak menikah," kata Gray dalam majalah New Scientist. Apalagi seorang ayah yang setia kepada keluarga, biasanya merekalah yang tingkat testosteronnya paling rendah.

Gray percaya bahwa hal ini bisa saling mempengaruhi. Pria yang tingkat hormon testosteronnya rendah menghabiskan waktu bersama keluarga dan menjadi seorang pria yang setia pada keluarga mungkin bisa merendahkan tingkat hormon jantan mereka.

Di masa mendatang, Gray merencanakan penelitian terhadap pria yang terpisah dari istri mereka, tetapi sama-sama mendapat hak mengasuh anak mereka bersama untuk memisahkan dari dampak pernikahan dengan masalah pengasuhan.

Seks nonkoital, seks aman

Bagi pasangan yang belum menikah ataupun mereka yang merasa memerlukan seks aman (seks tanpa hamil), banyak yang memilihjalan seks nonkoital. Seks ini adalah aktivitas hubungan intim tanpa melakukan penetrasi, sehingga kemungkinan terkena penyakit maupun kehamilan bisa direduksi.

Ini adalah bentuk persetubuhan tanpa disertai penetrasi dari penis. Seks nonkoital berbeda dengan senggama yang melibatkan penetrasi dari penis. Cara melakukannya juga bermacam-macam. Ada yang berupa masturbasi, pijatan erotis, menggosok tubuh, bermain fantasi erotis, atau menggunakan mainan seks.

Mungkin perlu dijelaskan bahwa masturbasi bersama melibatkan perangsangan genital satu sama lain. Selain itu, salah satu pasangan juga dapat menonton pasangannya bermasturbasi (merangsang dirinya). Masturbasi dapat dilakukan dengan saling menyentuh, membelai, menggosok, maupun mencium alat kelamin masing-masing.

Dan masturbasi dapat dilakukan pada saat kedua pasangan sedang berciuman atau pun berpelukan. Rangsangan dapat diteruskan hingga satu atau keduanya mencapai orgasme. Pasangan yang sudah memiliki pengalaman bermasturbasi dapat memberikan petunjuk dan informasi mengenai teknik-tekniknya. Masturbasi bersama dapat membantu memberikan kepuasan dan kenikmatan seksual serta pelepasan.

Sementara untuk pijatan erotis, para pasangan dapat menggunakan pijatan tubuh untuk merangsang timbulnya gairah terhadap satu sama lain. Beberapa area tubuh manusia diketahui lebih sensitif dibanding area lainnya. Area yang lebih sensitif ini dikenal sebagai zona erotis. Berbagai area selain genital, yang sensitif secara erotis terhadap sentuhan, misalnya: mulut, telinga, bokong, telapak dan jari tangan, perut, paha bagian dalam, telapak dan jari kaki. Zona erotis ini dapat dirangsang dengan tangan, tubuh atau pun lidah.

Atau bisa juga menggosok tubuh. Para pasangan dapat menggosok tubuh mereka satu sama lain, terutama organ seks, untuk memperoleh kenikmatan seksual. Kemudian dilanjutkan bermain fantasi erotis, dimana berbagi fantasi erotis juga dapat memberikan kenikmatan untuk sebuah pasangan.
Terakhir berupa penggunaan mainan seks. Mainan seks, seperti dildo (penis-penisan) dan vibrator dapat dipakai untuk membantu memperoleh kenikmatan seksual. Mainan seks harus selalu tetap dijaga kebersihannya. Mainan seks seharusnya tidak dipinjamkan kepada orang lain karena memungkinkan terjadinya penularan berbagai penyakit infeksi, termasuk penyakit menular seksual. Mainan seks apapun yang dimasukkan ke dalam tubuh seharusnya dilapisi dengan kondom yang baru.

Untuk para pasangan heteroseksual, seks nonkoital lebih aman karena melindungi mereka dari kehamilan (karena tidak masuknya sperma ke dalam vagina). Untuk semua orientasi seksual, persetubuhan bentuk ini membantu melindungi mereka dari berbagai penyakit menular seksual, yaitu: trikomoniasis, gonore, klamydia, sifilis, penyakit radang panggul dan AIDS.
Bagaimanapun juga, jika seks oral tanpa perlindungan diikutsertakan dalam seks nonkoital, maka masih terdapat risiko tertular gonore, sifilis, virus herpes simpleks (virus yang menyebabkan herpes genital), virus papilloma manusia (virus yang menyebabkan kutil pada alat kelamin), dan sitomegalovirus.

Tetapi jangan salah sangka, seks nonkoital tanpa seks oral pun masih mengandung risiko tertular virus herpes simplex, sitomegalovirus, virus papilloma manusia, kutu selangkangan dan kurap, jika mereka tidak bisa menahan diri.

Lelaki juga bisa orgasme multiple!

Bukan hanya kaum Hawa, Anda pun bisa mencapai orgasme multiple. Yakni, orgasme berulang tanpa Anda mengalami ejakulasi. Bila Anda mau belajar bagaimana melatih diri agar bisa mencapai orgasme multiple, bukan hanya Anda yang akan senang dan bahagia. Pasangan Anda pun tak kurang bahagianya, karena daya tahan dan kegagahan Anda.

Sebagian lelaki bukan hanya memperpanjang hubungan seksualnya, tetapi juga mengalami orgasme tanpa ejakulasi dengan mengulangi teknik ini saat mereka hampir mencapai orgasme, tiga atau empat kali.

Sebagian laki-laki berlatih untuk mengalami orgasme tanpa ejakulasi dengan menarik penisnya beberapa detik sebelum ejakulasi (coitus interuptus. Mereka kembali berhbungan seksual jika tingkat rangsangannya agak menurun. Latihlah sambil bermasturbasi saat Anda memusatkan perhatian sepenuhnya pada proses rangsangan Anda.

Seorang laki-laki menuturkan pengalamannya, "Saya mulai melatih diri saya sendiri menarik penis sesaat sebelum orgasme untuk membuat hubungan seksual berlangsung lebih lama. Saat hampir mencapai orgasme, saya mengeluarkan penis saya dan menstimulasi pasangan saya dengan tangan. Kemudian, kembali saya memasukkan penis saat saya kurang terangsang. Saya dapat mengendalikan tingkat rangsangan dengan cara itu."
Ia melanjutkan, "Suatu malam setelah berulang kali menunda ejakulasi, saya mengalami orgasme tanpa ejakulasi. Ini pengalaman yang luar biasa. Malam itu, saya mencapai orgasme beberapa kali sebelum akhirnya ejakulasi, yang terasa lebih kuat dibandingkan yang pernah saya rasakan sebelumnya. "

Nah, sekarang, bagaimana Anda bisa mencapai orgasme multiple seperti pengalaman laki-laki tadi? Ada beberapa hal yang perlu Anda lakukan:
Pertama, saat Anda berhubungan seksual, gunakan pola gerakan yang bervariasi, jangan monoton. Kedua, Berhentilah bergerak saat Anda hampir mencapai orgasme. Ketiga, tunda ejakulasi dengan mengencangkan otot pubokoksigeus, dan lanjutkan gerakan secara perlahan-lahan.

Terakhir, tiap kali Anda hampir mencapai orgasme, kencangkan otot pubokoksigeus untuk mencegahnya. Anda akan mengalami sensasi orgasme, walaupun lebih difus karena tanpa ejakulasi.

Mitos-mitos seks

Banyak mitos dapat menghambat kenikmatan seksual. Dengan memahami mitos tersebut, Anda akan belajar menggali seksualitas Anda sendiri dan pasangan. Anda juga dapat belajar bagaimana menjadi kekasih yang baik.

Banyak mitos memiliki dasar religius. Sementara lainnya percaya bahwa seks hanya untuk prokreasi (mendapatkan keturunan). Juga banyak yang tidak sadar seseorang dipengaruhi oleh kesan negatif tentang seks yang ditanamkan kepadanya sejak mereka masih kanak-kanak. Apakah salah satu mitos ini mengganggu Anda?

1. Seks itu kotor. Orang yang tidak menggunakan istilah 'kotor' pun sering menganggap kenikmatan seksual sebagai sesuatu memalukan.

2. Seks harus alami dan spontan. Pandangan bahwa seks tidak memerlukan pendidikan menyebabkan laki-laki dan perempuan percaya bahwa ada sesuatu yang salah jika mereka ingin belajar teknik yang baru dan menemukan cara yang lebih baik untuk memberi dan menerima kenikmatan.

3. Seks sama dengan hubungan badan. Di Barat, stimulasi oral dan manual dinamakan 'foreplay' dan bukan seks kecuali penis dimasukkan ke dalam vagina. Pandangan seksualitas yang sempit ini banyak pasangan berhenti bercinta pada saat di mana hubungan badan tidak mungkin dilakukan.

4. Seks adalah tanggung jawab lelaki. Banyak perempuan mengharapkan laki-laki untuk mengajaknya berkencan, , mencari uang lebih banyak, dan mengambil tanggung jawab untuk memulai seks dan memberinya orgasme. Pemikiran itu sangat membatasi laki-laki dan perempuan.

5. Laki-laki selalu siap dan menginginkan seks. Laki-laki tidak pernah diharapkan berkata 'tidak' atau tidak pernah dibiarkan tidak mood jika berhadapan dengan perempuan. Dan sudah tentu perempuan tidak dapat menunjukkan kehangatan atau ketertarikannya kecuali ia menginginkan seks karena laki-laki tidak mampu mengendalikan dirinya sendiri.

6. Seks memerlukan ereksi. Seorang lelaki dapat memberi dan menerima kenikmatan tanpa menjadi ereksi. Hubungan seksual pun dapat dilakukan dalam semi-ereksi.

7. Seks harus berakhir dengan orgasme. Sebagian perempuan tidak berbohong saat mengatakan dapat menikmati percintaan walaupun tidak mencapai orgasme. Saat laki-laki bertambah tua, mereka juga dapat bercinta tanpa perlu mencapai orgasme atau ejakulasi.

8. Perempuan yang menyenangi seks adalah promiskuitas. Masyarakat tidak mempercayai perempuan yang menyenangi seks. Mereka akan disebut 'pelacur' sedangkan perempuan yang tidak tertarik terhadap seks atau sulit mencapai orgasme dipandang sebagai 'perempuan sedingin salju'.

Orangtua ceroboh, banyak anak lakukan adegan porno

Semakin banyak kasus-kasus adegan porno yang dilakukan oleh anak-anak disebabkan karena kecerobohan orangtua.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Jawa Timur, Sri Sanituti Hariadi, SH, MS mengemukakan hal itu melihat gejala meningkatnya adegan porno yang dilakukan oleh anak-anak.

"Kalau orangtua mempunyai gambar-gambar purno, seharusnya disimpan rapat-rapat. Kalau menyimpannya dengan ceroboh kemudian diketahui anaknya, maka si anak akan cenderung meniru-niru dari apa yang dilihatnya itu," katanya, seperti dikutip dari Antara baru-baru ini. vIa memberi contoh kasus yang dilakukan dua siswa TK berlainan jenis (Jaka dan Sari, keduanya nama samaran) yang berusia enam tahun di Desa Cempakalima, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto, Jatim, pertengahan Mei lalu. Kedua siswa itu melakukan adegan porno setelah menonton VCD porno milik orangtuanya.

Menurut dosen Antropologi Fisip Universitas Airlangga (Unair) itu, sesuai dengan tahap perkembangannya, seorang akan cenderung meniru apa yang disaksikan atau dilakukan oleh orang lain. Karena itu hendaknya para orangtua harus memberikan contoh yang baik terhadap anak-anaknya.

Sanituti menjelaskan, peristiwa yang dialami Jaka dan Sari itu untuk saat ini kemungkinan tidak akan terlalu menimbulkan masalah bagi dirinya, namun demikian hal itu akan menimbulkan rasa trauma ketika keduanya sudah menginjak remaja atau dewasa.
"Karena itu anak-anak ini harus ditangani secara profesional oleh seorang psikolog. Untuk yang laki-laki harus diberi pengertian secara pelan-pelan bahwa perbuatan itu tidak sopan dan tidak baik, sedangkan untuk Sari juga harus hati-hati. Ia tidak diboleh diperlakukan dengan kasar," katanya.

Selain itu, katanya, kedua bocah tersebut harus dilakukan pendampingan yang terus-menerus, baik oleh orangtua maupun psikolog yang menanganinya.
Ia juga meminta aparat kepolisian agar betul-betul mengawasi secara ketat peredaran VCD maupun gambar-gambar porno yang kini banyak beredar di tengah masyarakat. Kalau peradaran gambar porno itu tetap dibiarkan, maka hal itu justru akan menjerumuskan moral anak-anak.

Kondom Baru, Bisa Buktikan Kasus Perkosaan

Sebuah kondom jenis baru temuan seorang ahli Inggris bisa membuktikan apakah hubungan seksual berlangsung sukarela atau secara paksa.

Kondom tersebut, yang dibungkus dalam paket khusus yang pada bagian bungkusnya akan bisa merekam sidik jari si pria dan wanita, ditemukan David Morrow dari Lancashire, Inggris.

Pasangan suka sama suka harus membuka bungkus kondom tersebut pada sisi berbeda secara bersamaan sehingga sidik jari masing-masing akan terekam.

Selain itu, paket tersebut akan mencatat tanggal pemakaian ketika kedua pasangan saling sepakat melakukan perbuatan mereka.

Kanker payudara terdeteksi hanya dalam hitungan menit

Hanya dalam beberapa menit, seorang wanita bisa dikenali menderita kanker payudara dengan sebuah alat baru. Alat berteknologi baru yang ringan dan mudah dibawa ini kemungkinan bisa menjadi pendeteksi untuk kanker lainnya.

Penelitian teknologi kedokteran yang baru ini dilakukan oleh para ahli komputer dan ahli bedah di Universitas Dundee di Skotlandia.

Mereka berharap teknologi yang baru ini bisa juga membuat skrining sebagai dasar untuk menentukan kanker payudara.

Teknik yang dilakukan tim dari Skotlandia ini adalah mengembangkan teknik tampilan ultrasound yang bisa mendeteksi kanker payudara pada tahap awal.

Seperti diketahui, jaringan kanker lebih kaku dibandingkan jaringan sehat. Itulah sebabnya mengapa benjolan payudara bisa dideteksi saat diperiksa.

Teknik yang digunakan universitas Dundee ini menggunakan tipe khusus dari tampilan ultrasound yang disebut tampilan Doppler, yang tujuannya untuk memeriksa jaringan ketika dilakukan getaran kecil.

Jaringan kaku itu bergerak lebih sedikit dibandingkan jaringan sehat dan menunjukkan warna yang berbeda pada tampilan ultrasound Doppler tersebut.

Profesor Ian Ricketts dari Universitas Dundee bagian penerapan komputer mengatakan, "Tujuannya ialah untuk mendeteksi tumor yang mungkin terlalu kecil atau tidak kelihatan ketika dideteksi dengan sinar X."

Para ahli kesehatan yakin proyek penelitian kolaboraasi itu mempunyai potensi untuk membantu dalam menskrining berbagai tingkat kanker pada umumnya.

Meskipun penelitian pengembangan alat ini difokuskan untuk kanker payudara, yang memang mengenai sekitar 38 ribu wanita di Inggris, mungkin pendekatannya hampir sama untuk diterapkan pada tumor di tempat lainnya, termasuk kanker prostat yang melanda sekitar 21 ribu orang di negeri Ratu Elizabeth ini.

Korban perkosaan alami penderitaan bertubi-tubi

Korban perkosaan bukan hanya menderita sekali, melainkan bisa berulang-ulang kali. Dari berbagai kasus perkosaan, ternyata prosentase mereka yang mendapat perawatan pasca perkosaan jumlahnya hanya sedikit. Hanya beberapa saja yang mendapat perawatan agar tidak hamil dan tidak tertular penyakit menular seksual.

Menurut penelitian Sekolah Kesehatan Masyarakat John Hopkins Bloomberg,
hampir setengah dari semua wanita yang pernah mengalami tindakan kekerasan seksual di AS setiap tahunnya tidak mendapat pengobatan kesehatan yang memadai untuk mencegah terjadinya kehamilan atau menderita penyakit menular seksual.

Dikatakan bahwa 42% korban tindakan seksual tidak mendapat tes penyakit menular seksual (PMS) dan tidak mendapat pengobatan pencegahan hamil. Hanya 20% dari korban perkosaan yang mendapat kontrasepsi darurat untuk mencegah kehamilan.

Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Annals of Emergency Medicine, melakukan analisa data ruang gawat darurat dari National Hospital Ambulatory Medical Care Survey yang pernah melakukan survei pada tahun 1992 sampai 1998.

Para korban serangan seksual yang usianya di atas 18 tahun hanya 49% yang mendapat tes penyakit menular seksual. Sedangkan korban di bawah 18 tahun hanya 23%.
Penelitian ini berdasarkan lebih dari 92 ribu kasus penyerangan seksual. Masalah rasial tampaknya menjadi salah satu alasan dalam hal pengobatan kasus perkosaan. Sebanyak 48% wanita berkulit putih tidak mendapat skrining atau pengobatan, dibandingkan 24% wanita berkulit hitam. Namun demikian tidak ada penjelasan mengapa terjadi perbedaan ini.

Tanda kekerasan seksual kok susah dikenali

Beberapa alat genital gadis remaja yang pernah mengalami kekerasan seksual nampaknya akan tetap mengalami fase perkembangan yang normal.

Dr Abbey B. Berenson, profesor obstetric dan ginekolog dari Cabang Kedokteran Universitas Texas di Galveston, mengatakan hal itu setelah meneliti secara periodik 61 anak perempuan yang baru dilahirkan sampai anak itu berusia 9 tahun. Ke 61 anak perempuan itu diteliti perkembangan alat genital mereka. Semuanya tidak ada yang pernah mengalami kekerasan seksual.

Bagian utama yang diteliti Berenson adalah yang disebut himen. Himen merupakan lipatan jaringan yang sebagian atau seluruhnya mengganggu pembukaan vagina luar.
Di masa lalu sobekan atau timbunan himen atau terjadinya penurunan di jaringan himenal sebagai tanda pernah terjadinya kekerasan seksual.

Tetapi tim penelitian menemukan bahwa sobekan dan timbunan tidak selamanya akibat dari kekerasan seksual. Hal ini berkembang sendiri setelah usia anak perempuan mencapai tiga tahun. Dan antara usia tiga sampai lima tahun, beberapa anak perempuan dalam penelitian mengalami pengurangan secara bertahap di jaringan himenal.

"Ada beberapa perubahan yang muncul dalam tampilan himenal sebagai hasil dari perkembangan yang normal sesuai usia," kata Berenson, sebagaimana terdapat dalam jurnal Journal of Pediatrics.

Di masa lalu, tampilan ini disamakan dengan kasus terjadinya kekerasan seksual. Tetapi literatur sekarang menunjukkan bahwa hal ini merupakan tampilan normal bawaan.
Tetapi selain penemuan baru ini, Berenson menambahkan, sangat tidak lazim banyak orang dipenjara karena dianggap melakukan kekerasan seksual padahal sebenarnya tidak pernah terjadi.

"Sudah banyak ditunjukkan pemeriksaan fisik jarang digunakan sebagai faktor yang menentukan apakah seseorang itu perlu masuk penjara. Sejarah anak, pengakuan, cerita versi si anak tentang jalannya kekerasan lebih dianggap kuat dibandingkan dengan pemeriksaan fisik," kata Berenson.

Berenson merupakan salah satu peneliti terkemuka dalam perkembangan alat genital. Ia memulai melakukan penelitian tentang masalah perkembangan alat genital ini sejak tahun 1980-an.

"Sebagai dokter, kita mengerti perkembangan dari hampir semua organ tubuh. Tetapi tetap saja hampir tidak ada data mengenai perkembangan normal dari himen pada anak perempuan," kata Berenson.

Tahun 2000, Berenson menerbitkan suatu penelitian yang memecahkan masalah ini dalam jurnal American Journal of Obstetrics and Gynecology . Dikatakannya bahwa pemeriksaan genital sering kali tidak meyakinkan untuk menemukan adanya bukti-bukti penganiyayaan.
Dalam penelitian, para peneliti meneliti 200 anak-anak yang mengalami kekerasan seksual dan 200 lainnya yang tidak mengalami tindak kekerasaan seksual. Hanya 5% dari anak-anak yang mengalami tindak kekerasan seksual ini yang tampilan genitalnya menunjukkan adanya ketidaknormalan.

Dalam kasus yang luas, anak-anak yang mengalami tindak kekerasan seksual tidak ketara dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami tindak kekerasan.
Beberapa alasannya: alat genital itu bisa sembuh dengan cepat. Penelitian sebelumnya menunjukkan rata-rata anak-anak korban tindak kekerasan dibawa ke dokter untuk diperiksa setelah enam minggu.

Namun demikian, ada beberapa kasus yang mana sebuah penelitian itu memberi petunjuk penting mengenai tindak kekerasan seksual. Anak yang menderita penyakit menular seksual salah satu tanda yang nampak. Begitu juga dengan sobeknya himen, kata Berenson.

Biseksualitas, lelaki atau perempuan sama saja

Positif dan responsif. Begitu kesan (sementara) dari surat-surat (e-mail) para netters yang masuk ke redaksi. Ada bermacam-macam tanggapan, komentar dan saran. Syukur, tanggapan itu umumnya positif dan konstruktif. Bahkan, ada salah seorang netters yang meminta saya agar menulis masalah biseksualitas.

Nah, kali ini saya akan mengupas soal biseksualitas ini sebagai 'jawaban' untuk memenuhi keinginan salah seorang netters. Seperti Anda tahu, salah satu arti kata bi dalam bahasa Latin adalah dua. Biseksualitas berarti memiliki responsivitas seksual terhadap kedua jenis kelamin. Tak jarang anak-anak dan remaja memiliki ketertarikan seksual terhadap orang dengan jenis kelamin yang sama.

Banyak ahli yakin bahwa sebagian besar biseksualitas pada orang dewasa - yang jumlahnya sekitar 10 sampai 15% populasi - adalah heteroseksual atau homoseksual. Walaupun sebagian kecil mempertahankan hubungan seksual dengan lelaki dan perempuan secara serentak dalam cara yang sama atau hampir sama, sebagian besar menghabiskan lebih banyak waktu dengan salah satu jenis kelamin.

Biseksualitas sejati lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan lelaki. Apakah hal tersebut benar dengan alasan sosial atau biologis? Kita tidak tahu. Rata-rata lelaki menolak gagasan mencari pengalaman seksual dengan lelaki lain, sedangkan rata-rata perempuan, kendati tak punya kecenderungan ke arah biseksualitas, tak akan bereaksi secara berlebihan terhadap gagasan biseksual dengan perempuan lain.

Jika popularitas di antara lelaki erotika yang memperlihatkan perempuan biseksual atau lesbian merupakan suatu indikasi, banyak lelaki mungkin tertarik menonton atau membayangkan dua perempuan bersama-sama.

Sedikit wanita yang melaporkan respon tersebut terhadap dua lelaki yang bersama-sama. Juga, lebih mudah bagi perempuan heteroseksual untuk memiliki hubungan seksual yang sama dibandingkan lelaki, karena perempuan diharapkan memiliki persahabatan yang erat dan penuh perasaan dengan perempuan lain.

Banyak orang memiliki suatu tingkat ketertarikan bawah sadar dengan kedua jenis kelamin. Sigmund Freud berpendapat, bahwa kita semua biseksual bawaan, tetapi sebagian besar dari kita mengalami represi pada salah satu sisi.

The Kinsey Institute for Research in Sex, Gender and Reproduction, mengklasifikasikan orang dengan perilaku heteroseksual (normal) saja dengan angka 0 (nol) dan orang dengan perilaku homoseksual dengan angka 6. Memiliki fantasi berulang-ulang tentang pasangan seksual dengan jenis kelamin yang sama, akan memberikan poin di antara skala tersebut.

Pengalaman Seks Pertama dan Pengaruhnya

Saya membaca sebuah buku yang berjudul Secrets of Better Sex yang ditulis oleh seorang ahli terapi seks asal Amerika. Di sebuah bab dijelaskan bahwa ada sekelompok penyimpangan yang sering dialami banyak orang terhadap perilaku seksnya. Ini bisa disadari oleh penderitanya, namun ada juga yang tidak disadarinya.

Penyimpangan perilaku seksual yang secara umum dianggap tidak lazim ini biasa disebut dengan Parafilia. Penyimpangan yang secara jelas sangat mengganggu hubungan personal ini juga dapat merusak kesehatan mental dan psikologis seseorang, bahkan bisa jadi melangar hak orang lain. Hal ini terjadi karena trauma masa kecil terhadap pengalaman seksualnya dan keingintahuan yang berlebihan tentang seks itu sendiri.

Penyimpangan ini dianggap sebagai salah satu gangguan mental atau gangguan kepribadian dan ini seringnya terjadi pada kaum pria. Parafilia bukan sebuah fantasi, ini lebih pada aktifitas seksual diluar kelaziman seperti halnya Fetisisme atau orang yang terangsang dengan pakaian dalam atau barang pribadi milik pasangannya.

Perilaku erotik ini justru menimbulkan rangsangan dasyat baginya jika dilakukan saat penderita menginginkannya. Ada juga penyimpangan perilaku seksual yang hampir mirip dengan Fetisisme, hanya saja ini biasa dilakukan oleh para heteroseksual.

Bisanya penderita ini senang memakai pakaian lawan jenisnya. Biasanya mereka tampil di depan umum dengan berpakaian layaknya wanita dan seorang pria menjadi sangat terangsang ketika ia mengenakan pakaian itu. Biasanya ini dikenal dengan nama Transvestisme.
Penyimpangan ini memang paling banyak dialami oleh para pria, karena itu ada beberapa pria yang senang memperlihatkan kelaminnya sendiri kepada orang-orang yang justru jelas-jelas merasa jijik atau menolaknya. Tentu saja hal ini sangat mengganggu dan merusak hubungan serta melanggar etika.

Perilaku ini biasanya disebut dengan Eksibisionisme. Hal ini sama halnya dengan Frotteurism, yaitu orang-orang yang suka menggesekkan badannya atau kelaminnya, bahkan tidak takut untuk memeluk orang lain yang jelas-jelas menolaknya atau tidak kenal dan menolaknya.
Tentu penyimpangan ini sangat mengganggu keamanan secara umum, namun memang sulit untuk mengetahui ciri-ciri penderita penyimpangan ini. Kita hanya mengetahuinya setelah
mereka melakukannya.

Tanda kekerasan seksual kok susah dikenali


Pemakai Viagra banyak yang kena PMS

Obat impotensi Viagra ternyata terkait dengan meningkatnya peristiwa penyakit menular seksual, termasuk genorhea dan HIV. Karenanya Viagra memang sebaiknya perlu diberi label agar orang menjalani kehidupan seks yang aman.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal AIDS menemukan bahwa orang yang mempunyai masalah terbesar dengan seks tdak aman dan Viagra adalah mereka kaum gay dan pria biseksual. Kedua kelompok masyarakat itu ketika ditemui di klinik Penyakit Menular Seksual mengatakan mereka mencampur obat dengan ekstasi dan obat lainya, seperti metamfetamin kristal.

Penelitian ini melaporkan bahwa mencampur Viagra dengan obat-obatan rekreasi menyebabkan pemakainya akan mengalami perilaku yang berisiko, seperti tidak menggunakan kondom. Juga mencampur Viagra denga obat-obatan rekreasi bisa mengancam jiwa seseorang.
Dari 844 pria yang disurvei di klinik kesehatan San Farncisco, 57% heteroseksual, 42% homoseksual atau biseksual. Rata-rata usia pria yang diperiksa 32 tahun, karena menganggap bahwa pria menggunakan Viagra hanya untuk rekreasi bukan alasan pengobatan medis.
Dari mereka yang disurvei, 17% mengatakan menggunakan Viagra setahun lalu, para pria gay dan biseksual lebih dari empat kali kemungkinannya menggunakan Viagra dibandingkan pria heteroseksual.

Sebanyak 43% para pemakai Viagra gay yang disurvei mengatakan mereka mengkombinasikan obat dengan ekstasi, dan 28% mencampurnya dengan metamfetamin — kebanyakan mengatakan bahwa mereka percaya dengan kemampuannya meningkatkan pengalaman seksual.

Para peneliti menemukan sebuah hubungan antara pemakaian Viagra dan penyebaran penyakit menular seksual di kalangan pria gay — 32% para pemakai Viagra didiagnosa penyakit menular seksual, dibandingkan dengan 23% bukan pemakai Viagra.

Penelitian juga menemukan bahwa gay pemakai Viagra mempunyai pasangan seksual yang lebih banyak — sekitar lima sampai empat dalam dua bulan terakhir — lawan tiga sampai lima pria gay yang tidak menggunakan obat.

"Orang harus dihimbau menggunakan kondom, dan perusahaan pembuat obat harus menuliskannya dalam laber," kata salah seorang peneliti Dr. Jeffrey Klausner, direktur pencegahan dan pengawasan penyakit menular seksual dari Departemen Kesehatan Masyarakat San Francisco.

Stres tidak goyahkan kanker payudara

Kekerasan, kehilangan, hutang dan berbagai pengalaman yang menimbulkan stres tidak meningkatkan kemungkinan seorang wanita yang pernah mendapat pengobatan kanker payudara untuk kambuh kembali.

Jadi kalau seorang pernah menderita kanker payudara, jangan khawatir kankernya akan kumat, meskipun wanita itu mengalami stres yang berat. Hal ini terdapat dalam jurnal British Medical Journal.

Penelitian ini yang diketuai Profesor Amanda Ramirez di Riset Kanker Kelompok Psikososial London, Inggris, mengamati lebih dari 200 wanita yang pernah menjalani operasi kanker payudara dan diikuti perkembangannya selama lima tahun.

Meskipun wanita menderita berbagai tingkat masalah stres yang parah, misalnya, kekerasan dalam rumah tangga, anak-anak yang terlibat dalam kejahatan atau masalah kesulitan ekonomi yang akhirnya membuat mereka tercampakan dari rumah, para peneliti menemukan bahwa stres bukan faktor risiko dalam kemunculan kanker payudara.

Penelitian sebelumnya yang mengungkapkan apakah stres emosional yang parah bisa mempengaruhi masalah dan perkembangan kanker selama ini menimbulkan pendapat yang berbeda-beda. Tetapi penelitian kali ini menyimpulkan bahwa pengalaman hidup yang penuh stres tidak meningkatkan kumatnya penyakit kanker wanita yang pernah menjalani operasi selama lima tahun.

Ramirez, Profesor Psikiatri Penghubung di RS St Thomas di London. Menurutnya, penemuan ini seharusnya sangat melegakan wanita penderita kanker payudara. Selama bertahun-tahun para wanita percaya bahwa pengalaman stres dalam kehidupan membuat kanker mereka bisa kumat kembali dan karena itu mereka selalu mencoba menghindari stres.

"Hasil penelitian ini membuat kami bisa meyakinkan wanita bahwa pengalaman hidup yang sulit tidak mempengaruhi kemungkinan munculnya kanker mereka kembali," katanya.
Penelitian ini juga menemukan bahwa terjadinya depresi nampaknya juga tidak menyebabkan kanker kumat kembali. Diagnosa dan pengobatan kanker payudara seringkali menimbulkan depresi tetapi hal ini tidak terkait dengan relapse di masa mendatang.

Wanita dalam penelitian yang usianya dibawah 60 tahun dan baru belum lama mengalami operasi tumor payudara. Data tentang kehidupan mereka diteliti selama lima tahun setelah didiagnosa atau kumatnya kanker payudara.

Dari 202 wanita yang diwawancarai, 76% tidak mengalami relapse selama periode lima tahun. Yang lainnya, 24% yang kankernya kumat ternyata bukan dipicu oleh faktor risiko. Tetapi faktor risiko penting kumatnya penyakit kanker terkait dengan jenis tumor dan apakah kankernya telah menyebar ke benjolan getah bening.

Kalau wanita ingin dijauhi PMS, batasi pasangan


Perilaku yang terlalu bebas dalam berhubungan seks semakin meningkatkan risiko seorang wanita untuk mengidap penyakit menular seksual (PMS). Bebas dalam hal ini maksudnya adalah memiliki pasangan seks yang lebih dari satu. Semakin sering berhubungan maka kemungkinan infeksi semakin besar pula. Maka hati-hati ya!

Semakin banyak seorang wanita memiliki pasangan seks, maka akan semakin berisiko lah wanita itu terhadap infeksi virus penyakit menular seksual (PMS). Bukan hanya itu, risikonya juga akan makin tinggi terserang kanker mulut rahim (serviks). Demikian hasil studi yang dilakukan oleh sekelompok peneliti dari Amerika Serikat.

Penelitian ini dilakukan oleh Profesor Anna-Barbara Moscicki dan rekan-rekannya. Menurutnya, risiko infeksi human papilloma virus (HPV) akan meningkat sepuluh kali lipat setiap kali seorang wanita melakukan hubungan seks dengan pasangan baru dalam sebulan. Para ilmuwan dari Universitas California, San Francisco, ini menegaskan hal tersebut setelah mempelajari kehidupan seks 800 wanita yang pernah mendatangi klinik KB tahun 1990.

Hasil riset tersebut dipublikasikan dalam Journal of the American Medical Association.
Disebutkan, lebih dari separo wanita muda yang aktif melakukan seks akan terinfeksi oleh HPV dalam tiga tahun berikut. Lima tahun kemudian, sekitar 30% di antaranya akan memperlihatkan tanda-tanda berubahnya sel-sel mulut rahim.

Perubahan ini disebut lesi intra-epitelial ukuran kecil (LSIL ? low-grade intra-epithelial lesion). Dikatakan, kemungkinan infeksi berubah menjadi LSIL selama tahun pertama setelah terinfeksi HPV cukup tinggi. Namun, perubahan itu sendiri pada dasarnya masih bersifat jinak. Akan tetapi, ada kemungkinan lesi tersebut langsung mengalami perkembangan menjadi kanker mulut rahim.

Sedangkan infeksi PMS tidak akan meningkatkan risiko LSIL. Menurut peneliti tersebut, harus ada faktor-faktor perilaku dan biologis yang berperan agar risiko tersebut meningkat, misalnya kebiasaan merokok setiap hari.

Yang menarik ialah penemuan bahwa bahwa, bagi sebagian besar wanita yang masih muda, infeksi HPV tidak selalu berlangsung seumur hidup. Bertentangan dari pendapat lama, virus ini ternyata dapat hilang dengan sendirinya dalam tiga tahun.

Selain itu juga ditemukan bahwa, dalam tiga tahun, sebanyak 55% wanita yang aktif melakukan hubungan seks akan terinfeksi HPV meskipun sebelumnya tidak pernah mengalaminya. Infeksi virus herpes simpleks dan kutil kelamin dapat meningkatkan risiko tersebut.

Karena itu, para pakar sangat menganjurkan agar wanita senantiasa berpikir dua kali untuk melakukan hubungan seks dengan pasangan baru. Pakar ini juga menganjurkan agar, tindakan pencegahan selalu ditempuh apabila kemungkinan di atas terjadi. Soalnya, seks yang aman sangat penting untuk mencegah penularan PMS dan risiko yang menyertainya.

-->