Friday, January 12, 2007

Tanda kekerasan seksual kok susah dikenali

Beberapa alat genital gadis remaja yang pernah mengalami kekerasan seksual nampaknya akan tetap mengalami fase perkembangan yang normal.

Dr Abbey B. Berenson, profesor obstetric dan ginekolog dari Cabang Kedokteran Universitas Texas di Galveston, mengatakan hal itu setelah meneliti secara periodik 61 anak perempuan yang baru dilahirkan sampai anak itu berusia 9 tahun. Ke 61 anak perempuan itu diteliti perkembangan alat genital mereka. Semuanya tidak ada yang pernah mengalami kekerasan seksual.

Bagian utama yang diteliti Berenson adalah yang disebut himen. Himen merupakan lipatan jaringan yang sebagian atau seluruhnya mengganggu pembukaan vagina luar.
Di masa lalu sobekan atau timbunan himen atau terjadinya penurunan di jaringan himenal sebagai tanda pernah terjadinya kekerasan seksual.

Tetapi tim penelitian menemukan bahwa sobekan dan timbunan tidak selamanya akibat dari kekerasan seksual. Hal ini berkembang sendiri setelah usia anak perempuan mencapai tiga tahun. Dan antara usia tiga sampai lima tahun, beberapa anak perempuan dalam penelitian mengalami pengurangan secara bertahap di jaringan himenal.

"Ada beberapa perubahan yang muncul dalam tampilan himenal sebagai hasil dari perkembangan yang normal sesuai usia," kata Berenson, sebagaimana terdapat dalam jurnal Journal of Pediatrics.

Di masa lalu, tampilan ini disamakan dengan kasus terjadinya kekerasan seksual. Tetapi literatur sekarang menunjukkan bahwa hal ini merupakan tampilan normal bawaan.
Tetapi selain penemuan baru ini, Berenson menambahkan, sangat tidak lazim banyak orang dipenjara karena dianggap melakukan kekerasan seksual padahal sebenarnya tidak pernah terjadi.

"Sudah banyak ditunjukkan pemeriksaan fisik jarang digunakan sebagai faktor yang menentukan apakah seseorang itu perlu masuk penjara. Sejarah anak, pengakuan, cerita versi si anak tentang jalannya kekerasan lebih dianggap kuat dibandingkan dengan pemeriksaan fisik," kata Berenson.

Berenson merupakan salah satu peneliti terkemuka dalam perkembangan alat genital. Ia memulai melakukan penelitian tentang masalah perkembangan alat genital ini sejak tahun 1980-an.

"Sebagai dokter, kita mengerti perkembangan dari hampir semua organ tubuh. Tetapi tetap saja hampir tidak ada data mengenai perkembangan normal dari himen pada anak perempuan," kata Berenson.

Tahun 2000, Berenson menerbitkan suatu penelitian yang memecahkan masalah ini dalam jurnal American Journal of Obstetrics and Gynecology . Dikatakannya bahwa pemeriksaan genital sering kali tidak meyakinkan untuk menemukan adanya bukti-bukti penganiyayaan.
Dalam penelitian, para peneliti meneliti 200 anak-anak yang mengalami kekerasan seksual dan 200 lainnya yang tidak mengalami tindak kekerasaan seksual. Hanya 5% dari anak-anak yang mengalami tindak kekerasan seksual ini yang tampilan genitalnya menunjukkan adanya ketidaknormalan.

Dalam kasus yang luas, anak-anak yang mengalami tindak kekerasan seksual tidak ketara dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami tindak kekerasan.
Beberapa alasannya: alat genital itu bisa sembuh dengan cepat. Penelitian sebelumnya menunjukkan rata-rata anak-anak korban tindak kekerasan dibawa ke dokter untuk diperiksa setelah enam minggu.

Namun demikian, ada beberapa kasus yang mana sebuah penelitian itu memberi petunjuk penting mengenai tindak kekerasan seksual. Anak yang menderita penyakit menular seksual salah satu tanda yang nampak. Begitu juga dengan sobeknya himen, kata Berenson.

No comments: